Remaja Jarang Berinternet Ternyata Rentan Depresi

Posted by admin on Friday, March 11, 2011

Ternyata, remaja yang jarang berinternet juga rentan terserang depresi, sama seperti remaja yang menggunakan internet secara intensif. Menurut studi, hal itu karena putusnya hubungan sosial.

Saat sedang browsing di dunia maya, saya melihat sebuah artikel mengenai studi penelitian yang dilakukan di Swiss. Apa hasil dari studi tersebut? Studi tersebut menemukan fakta bahwa remaja dengan waktu sedikit untuk berinternet rentan terhadap risiko kesehatan mental, termasuk depresi. Studi ini cukup mengejutkan karena para peneliti berharap menemukan hasil sebaliknya. Terlebih lagi studi terdahulu juga menunjukkan tingginya penggunaan internet berkaitan erat terhadap kesehatan mental.

remaja dan internet

Dr. Pierre-Andre Michaud, peneliti dari Institute of Social and Preventive Medicine, Swiss, bersama koleganya melakukan penelitian berdasarkan survei mengenai informasi kesehatan dan perilaku dari 7.211 remaja berusia 16 sampai 20 tahun di Swiss pada tahun 2002. Seluruh peserta yang terdiri dari 2.205 perempuan dan 3.906 laki-laki adalah pelajar meski sebagian, di antaranya berstatus pelajar di sekolah kejuruan yang hanya belajar satu atau dua kali seminggu.

Para remaja tersebut dibagi dalam empat kategori berdasarkan penggunaan internet, pengguna intensif (lebih dua jam atau lebih setiap hari), pengguna reguler (beberapa hari dalam seminggu namun tak lebih dari dua jam per hari), pengguna berkala (sekali seminggu, bahkan kurang), dan nonpengguna internet (tidak berinternet selama sebulan sebelumnya).

Hasilnya, pengguna internet intens, baik perempuan maupun laki-laki, berisiko lebih tinggi terkena depresi dibandingkan pengguna internet reguler. Apakah para nonpengguna berarti lebih rendah tingkat depresinya? Ternyata tidak. Para peneliti mendapati para nonpengguna internet juga rentan terhadap depresi.

Hmmm, memang sih, dunia internet telah menjadi landscape untuk bersosialisai dan komunikasi, bukan untuk remaja saja, tapi untuk semua orang. Namun sepertinya merasa orang tua tidak perlu memaksa anaknya untuk lebih sering berinternet setelah mengetahui hasil studi tersebut. Lebih baik orang tua justru melihat secara lebih utuh penyebab remaja terputus dari kelompoknya.

Semuanya kembali kepada kita. Berinternet ataupun tidak, itu adalah pilihan. Namun yang pasti tidak berlebihan... Kalau berinternet jangan kelamaan. Kalau tidak berinternet, ya jangan kelamaan juga, hehe... Nanti jadi ketinggalan banyak informasi tuh.

Baca juga yang ini:



{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment