Pengendalian Diri Pada Remaja

Posted by admin on Saturday, April 2, 2011Friday, March 25, 2011Wednesday, March 16, 2011Saturday, March 12, 2011Friday, March 11, 2011

Remaja sangat memerlukan pengendalian diri, karena sosok remaja belum mempunyai pengalaman yang memadai dalam urusan seperti ini. Masa remaja adalah masa dimana perasaan kita cukup sering tersentuh, sehingga menimbulkan jiwa yang sensitif dan peka terhadap diri dan lingkungannya. Perkembangan ini ditandai dengan cepatnya pertumbuhan fisik dan seksual. Akibat dari pertumbuhan fisik dan seksual yang cepat itu maka timbullah ketidak-stabilan dan kebingungan dalam diri remaja, khususnya dalam memahami hubungan asmara.

pengendalian diri remaja
Dari keadaan tersebut, yang pasti akan dihadapi oleh remaja adalah dorongan seksual. Karena ingin membuktikan bahwa dirinya telah dewasa, seorang remaja terkadang sangat over dalam bersikap, khusunya di depan lawan jenis, sehingga terkadang tingkah tersebut dianggap kurang sopan di tengah masyarakat. Parahnya, masyarakat akan menganggap bahwa sang remaja tersebut adalah biang pembuat masalah dalam kehidupan mereka. Padahal saat itu remaja sedang meraba-raba dan mencari jati dirinya.

Remaja terkadang kehilangan kendali dalam dirinya sehingga lebih cenderung mengikuti nafsunya itu, atau yang lebih parah remaja tersebut akan lebih suka menyendiri dan menutup diri dari keluarga dan lingkungan.

Mereka merasa bahawa fisiknya sudah seperti orang dewasa sehingga berpikir bahwa mereka pun harus bersikap dewasa, walaupun pikiran dan pandangan yang mereka memiliki belum mencukupi dalam menilai segala sesuatu dari sudut pandang orang dewasa.

Perhatian dan dukungan pada remaja

Oleh karena itu seorang remaja sangat membutuhkan perhatian dan pengertian dari keluarga dan masyarakat sekitar. Seorang remaja tidak dapat dianggap mengganggu ketenangan lingkungan hanya karena mereka 'sedikit' di luar kendali disebabkan naluri alamiahnya. Juga, di lain sisi, orang tua harus lebih memperhatikan serta memberika pandangan-pandangan positif di saat-saatkrusial seperti ini. Bukannya malah memarahi dan membuatnya tertekan, karena bisa saja mereka menjadi tertutup dan menarik diri dari lingkungannya.

Bagi para remaja juga seharusnya pandai mengendalikan diri dalam menghadapi dunia yang penuh dengan dinamika dan gejolak ini. Tidak perlu untuk terlalu memaksakan kehendak, tapi gunakanlah pikiran jernih agar setiap keputusan yang diambil benar-benar mengikuti akal sehat dan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat umum dan sejalan dengan aturan agama.
More aboutPengendalian Diri Pada Remaja

Inilah 8 Tipe Kepribadian yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan

Posted by admin on Saturday, April 2, 2011Friday, March 25, 2011Wednesday, March 16, 2011Saturday, March 12, 2011Friday, March 11, 2011

kepribadian remaja
Tipe kepribadian dapat mengganggu kesehatan? Tentu saja jawabannya, YA! Setidaknya kpribadian sangat mempengaruhi kesehatan orang tersebut. Pasalnya, terdapat banyak bukti yang mengindikasikan bahwa karakter dapat memengaruhi kualitas kesehatan seseorang.

Berikut adalah kutipan perkataan dari Dr Martin Hagger, pakar psikologi kesehatan dari Universitas Nottingham dan Universitas Curtin, Australia.
"Kepribadian merupakan hasil dari pengaruh gen dan lingkungan.  Dengan mengetahui Anda termasuk karakter mana bukan tidak berarti akan mengidap sejenis penyakit tertentu seperti jantung misalnya, tetapi setidaknya menjadi waspada akan risiko kesehatan,"

Dia juga berkata,
"Anda juga memeroleh kesempatan mengenal dan menganalisis aspek yang kurang sehat dalam karakter Anda, seperti kebiasaan merokok atau minum alkohol."

Oleh karena itu, kita harus mengetahui tipe kepribadian diri kita sendiri, untuk kemudian menilai apakah kepribadian tersebut baik atau buruk untuk kesehatan diri sendiri.

8 Tipe Kepribadian yang Mempengaruhi Kesehatan

Tipe periang/optimistis

Mereka yang masuk kategori ini biasanya punya pandangan yang luas akan kehidupan, tetapi mereka yang optimistis cenderung kelebihan berat badan.

Para ahli dari Doshisha University di Kyoto, Jepang, meneliti pria dan wanita obesitas yang sedang menjalani program pelangsingan termasuk konseling, latihan olahraga dan pengaturan nutrisi.

Peneliti menemukan, mereka yang pikirannya paling positif justru mencatat penurunan berat badan paling sedikit. Diduga, dengan melihat sisi terang membuat pasien tidak terlalu peduli akan berat badannya dan selalu terjebak dalam godaan.

Sementara itu temuan peneliti Universitas California AS menunjukkan, rasa percayaan diri mengatasi kesulitan hidup serta kerelaan justru dapat memicu risiko lebih besar. Hal ini juga dapat menjelaskan mengapa mereka berkarakter periang relatif meninggal di usia muda.

Psikolog Dr Howard S. Friedman menganalisa data lebih dari 1.500 anak usia 10 tahun dan memantau perkembangannya hingga usia dewasa. "Mereka yang punya selera humor saat anak-anak rata-rata berumur pendek dibandingkan mereka yang kurang riang ." Riset lain di Universitas Stanford menemukan bahwa anak-anak tipe periang memiliki kecenderungan melakoni hobi yang lebih berisiko.

Tipe suka cemas

Para ahli di Universitas Descartes, Paris, dan Centre for Addiction and Mental Health, Toronto, Kanada, menemukan mereka yang berkepribadian needy (terlalu berharap) lima kali berisiko mengidap masalah pencernaan seperti tukak lambung.

Orang yang dependen dan secara emosional kurang stabil juga cenderung merokok dan minum alkohol, punya kebiasaan makan tidak teratur dan gangguan tidur. Semua kebiasaan itu dapat memicu rata-rata produksi asam lambung menjadi tinggi sehingga memicu tukak lambung.

Tingginya kadar hormom stres kortisol juga dapat memicu sakit kepala, jerawat dan infeksi kandung kemih.

Kabar baiknya? Mereka yang bertipe cemas ini lebih banyak melakukan seks, menurut sebuah penelitian dari Sheffield University, Inggris.

"Wanita yang bermasalah neurotik cenderung punya lebih banyak pasangan untuk hubungan jangka pendek, yang mengindikasikan adanya hubungan antara gairah seks mereka dan kepribadian," Dr Virpi Lummaa, dari Departmen Ilmu Tumbuhan dan Binatang di Inggris

Hal ini mungkin terjadi karena ketakutan akan tidak menemukan orang yang tepat atau gagal bereproduksi membuat mereka lebih sering melakukan hubungan seks dengan lebih banyak pasangan.

Tipe sensitif

Pria yang tipenya cenderung seperti wanita — simpatik dan pengiba — memiliki kadar stres yang lebih rendah dan berisiko lebih kecil mengalami serangan jantung, menurut sebuah riset di Universitas Glasgow Skotlandia.
Dalam riset itu, para pria diberikan nilai ‘maskulinitas’ dan ‘kewanitaan’ berdasarkan perilakunya seperti kemampuan memimpin, keteladanan, agresi, pengambilan risiko, afeksi, rasa belas kasih dan sensitivitas pada kebutuhan orang lain.

Penelitian menemukan, kecenderungan atau risiko pria mengidap penyakit jantung kronis mengalami penurunan seiring dengan nilai 'kewanitaan'. Para ahli menyatakan, keterlibatan mereka dalam perasaan menyebabkan para pria lebih dapat menyampaikan emosinya dan memeroleh dukungan termasuk berkonsultasi ke dokter.

Tipe argumentatif

Permusuhan (hostile) dan perilaku agresif adalah salah satu kepribadian yang tidak sehat. Dalam studi terhadap 448 wanita yang menjalani pusat skrining payudara di Oncological Hospital of Kifissia, Athena, terungkap bahwa tipe perempuan tipe hostile cenderung mengidap kanker payudara.

Penelitian lain terhadap 61 pria yang mengidap kanker colon oleh ilmuwan di Creighton University School of Medicine, Nebraska, menemukan peningkatan risiko yang serupa. Diduga bahwa permusuhan dan amarah menghambat efektivitas sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat tubuh lebih rentan sakit.

Amarah juga memberi 50 persen peningkatan risiko memburuknya kesehatan, kata peneliti dari Mount Sinai School of Medicine di New York. Orang yang marah merespon stres dengan lebih cepat dan kuat baik secara mental maupun fisilogis, sehingga meingkatkan tensi darah dan detak jantung — menyebabkan kerusakan pada sistem kardiovaskuler.

Tipe ramah

Menurut riset para ahli di Universitas Milan, pria berkepribadian ekstrovert berisiko lebih rendah mengidap sakit jantung. Mereka juga tidak mudah terkena infeksi dan lebih cepat pulih dari penyakit.

Hal ini terjadi akibat menurunya hormon stres, pasalnya - para ekstrovert mampu mengatasi ancaman terhadap dirinya dengan lebih baik. Dan jika mereka merasa memiliki masalah kesehatan, mereka akan mengungkapkannya. Pria yang ekstrovert juga cenderung punya lebih banyak anak.

Tipe pemalu

Menurut penelitian, mereka yang punya sifat pemalu 50 persen berisiko lebih besar mengidap sakit jantung. Peneliti dari Universitas Northwestern Chicago yang melakukan studi selama 30 tahun menyatakan hal ini disebabkan para pemalu cenderung memilih hidupnya terlindungi sehingga bila menemukan situasi baru menjadi lebih mudal stres.

Tipe pemalu juga lebih rentan terhadap infeksi virus seperti selesma yang lebih banyak dipicu akibat stres, menurut peneliti dari Universitas California.
"Tampaknya orang yang sensitif menjadi mudah merespon stres lebih kuat ketimbang mereka cuek," kata Bruce Naliboff salah seorang peneliti.

Tipe bodoh

Rendahnya IQ berhubungan dengan risiko yang lebih besar mengalami kecemasan, demensia dan gangguan stres pascatrauma, kata peneliti dari Universitas Edinburgh.

Selain itu, riset yang dilakukan peneliti dari Harvard School of Public Health terhadap anak-anak dengan IQ rendah menemukan peningkatan risiko depresi dan skizofrenia.

Salah satu teorinya sederhana : orang yang intelejensianya rendah butuh waktu lebih lama memahami pentingnya hidup sehat. Rendahnya IQ anak juga mengancam anak-anak menjadi rentan terhadap beberapa jenis gangguan mental.

Tipe 'Virtuous' (berbudi baik)

Seperti yang diharapkan, mereka yang teliti akan menuai manfaat dari sisi kesehatan, ungap penelitian dari University of Edinburgh and the Social and Public Health Sciences Unit di Glasgow.

Mereka yang memiliki tipe ini cenderung terhindar dari semua jenis penyakit seperti diabetes, hernia, masalah tulang, strok bahkan Alzheimer
Hasil tinjauan dari sekitar 190 riset menunjukkan bahwa orang yang teliti melakukan perilaku konsisten yang mendukung kesehatan, seperti rutin berolahraga dan diet makanan sehat.
More aboutInilah 8 Tipe Kepribadian yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan

Fakta Mengenai Selaput Dara pada Wanita

Posted by admin on Saturday, April 2, 2011Friday, March 25, 2011Wednesday, March 16, 2011Saturday, March 12, 2011Friday, March 11, 2011

Hymen berasal dari bahasa Yunani yang artinya membran. Seperti dikutip dari buku 'Menjaga Organ Intim' yang ditulis oleh dr. Maria Dwikarya, DSKK, hymen atau sering disebut selaput dara adalah bingkai paling dalam yang terletak pada sepertiga luar organ intim wanita.

Untuk bagian tubuh satu ini banyak beredar mitos dan anggapan yang tidak sepenuhnya benar. Michael Castleman dalam Psychology Today menuliskan beberapa fakta soal selaput dara.

Berikut fakta mengenai kesehatan selaput dara:

1. Selaput dara menipis
2. Rasa sakit saat berhubungan seksual pertama kali bukan disebabkan oleh robeknya selaput dara
3. Darah muncul bukan karena robeknya selaput dara
4. Selaput dara tidak menutupi organ intim wanita

Beberapa keterangan terkait 4 fakta mengenai selaput dara pada wanita

Selaput dara menipis

Pada bayi, kondisi selaput dara cenderung besar dan tebal. Tapi seiring berjalannya waktu jaringan selaput dara akan menipis, lebar dan terbuka. Hal ini adalah normal akibat dari beragam aktifitas seperti olahraga, pembersihan atau kegiatan sederhana seperti berjalan.

Rasa sakit saat berhubungan seksual pertama kali bukan disebabkan oleh robeknya selaput dara

Rasa sakit yang dialami wanita saat pertama kali berhubungan seksual bukan disebabkan karena robeknya selaput dara. Sebagian besar membran tipis tersebut sebenarnya telah terbuka sebelum berhubungan seksual untuk pertama kalinya. Itu karena terdapat lubang tipis untuk keluarnya darah menstruasi.

Darah muncul bukan karena robeknya selaput dara

Darah pada malam pertama juga bukan disebabkan oleh robeknya selaput dara. Hal itu lebih disebabkan karena pasangan baru cenderung masih saling mengeksplorasi, terlalu terburu-buru dan kurang lubrikasi. Sehingga, jaringan vagina yang sangat sensitif mengeluarkan darah dan itu bukan disebabkan robeknya selaput dara.

Selaput dara tidak menutupi organ intim wanita

Selaput dara tidak menutup seluruh lubang organ intim. Seperti disebutkan di awal, terdapat lubang kecil agar darah haid bisa keluar.
More aboutFakta Mengenai Selaput Dara pada Wanita

Masalah Jerawat pada Remaja

Posted by admin on Saturday, April 2, 2011Friday, March 25, 2011Wednesday, March 16, 2011Saturday, March 12, 2011Friday, March 11, 2011

Jerawat memang tak dapat dipisahkan dari kehidupan remaja. Diperkirakan tiga dari empat remaja memiliki sejumlah jerawat. Seringnya, jerawat menyerang kaum remaja yang sedang dalam masa pubertas. Hal ini disebabkan perubahan hormon selama masa pubertas dapat merangsang kelenjar sebasea (kelenjar penghasil minyak) di kulit. Kelenjar sebasea mengeluarkan lemak yang disebut sebum yang berfungsi melumasi rambut dan kulit. Selama masa pubertas, kelenjar sebasea menjadi lebih aktif dan menghasilkan minyak yang berlebihan.

remaja dan jerawat
Jerawat dapat mengganggu penampilan dan kepercayaan diri seseorang. Terlebih jika jerawat terjadi pada diri seorang remaja. Jerawat sembuh secara perlahan dan ada kemungkinan jika satu jerawat hilang akan muncul jerawat yang lain. Ini membuat mereka yang berjerawat menjadi frustasi. Diperlukan waktu bulanan bahkan tahunan untuk dapat mengatasi jerawat. Jerawat dapat menimbulkan stres dan juga meninggalkan noda bekas jerawat.

Bagaimana jerawat terbentuk?

Jerawat terjadi ketika lubang kecil di permukaan kulit yang disebut pori-pori tersumbat. Tiap pori merupakan pembuka kanal yang disebut folikel. Di dalam folikel terdapat rambut dan kelenjar minyak. Secara normal, kelenjar minyak membantu melumasi kulit dan menyingkirkan sel kulit mati. Namun ketika kelenjar tersebut menghasilkan minyak yang berlebihan, pori-pori menjadi tersumbat oleh penumpukan kotoran dan bakteri. Penyumbatan ini disebut sebagai komedo.

Permukaan sumbatan dapat berwarna putih (disebut whiteheads) atau gelap (disebut blackheads). Whiteheads berupa pori yang tersumbat yang tidak mempunyai bukaan, sementara blackheads berupa pori yang terbuka dan mempunyai permukaan gelap. Jika pecah, maka isi yang terkandung di dalamnya termasuk minyak dan bakteri dapat menyebar ke sekeliling dan menyebabkan reaksi peradangan (inflamasi). Jika peradangan terjadi jauh di dalam kulit, jerawat dapat membesar dan mengeras serta terasa sakit yang disebut kista.

Umumnya jerawat dapat muncul di wajah, leher, dada, punggung, dan bahu. Bagian tubuh tersebut merupakan daerah dengan jumlah kelenjar minyak fungsional terbesar.

Diketahui ada 3 faktor yang berperan dalam timbulnya jerawat, yakni produksi minyak yang berlebih (sebum), pengelupasan sel kulit mati yang tidak teratur sehingga dapat mengiritasi folikel di kulit, dan adanya bakteri.

Perubahan hormonal tubuh dapat mencetuskan timbulnya jerawat. Umumnya perubahan hormonal ini terjadi pada remaja (baik anak laki-laki maupun anak perempuan); wanita dan anak perempuan pada 2-7 hari sebelum periode menstruasi; wanita hamil; dan pasien pengguna obat tertentu seperti kortison, steroid, testosteron, estrogen dan fenitoin. Mereka yang disebutkan di atas memiliki faktor risiko untuk mengalami jerawat.

Adapun faktor risiko yang lainnya meliputi kontak langsung dengan produk untuk rambut atau kosmetik yang mengandung minyak; riwayat keluarga berjerawat dimana jika orang tua berjerawat maka anak mungkin akan berjerawat juga; serta adanya friksi atau tekanan pada kulit disebabkan hal tertentu seperti telepon atau telepon selular, helm, kerah baju yang ketat, dan ransel. Penggunaan pil KB dan stres juga dapat memperhebat jerawat di kemudian hari.

Berbeda dengan pemikiran kebanyakan orang, makanan hanya memiliki sedikit pengaruh pada jerawat. Menggosok kulit terlalu keras atau membersihkan kulit dengan sabun atau bahan kimia yang berpotensi mengiritasi kulit dapat membuat jerawat bertambah parah.

Bagaimana cara mengatasi jerawat?

Berikut perawatan yang dapat dilakukan sendiri untuk mengatasi jerawat yang masih terbilang ringan:

  • Pastikan faktor-faktor yang memperhebat timbulnya jerawat. Hindari bahan kosmetik yang berminyak atau berlemak, tabir surya, produk pembentuk rambut atau penutup jerawat. Gunakan produk yang berlabel menggunakan bahan dasar air atau nonkomedogenik.
  • Basuhlah bagian wajah yang bermasalah itu setiap hari dengan pembersih yang secara perlahan akan mengeringkan kulit dan menyebabkan folikel-folikel mengelupas.
  • Coba losion jerawat yang dijual bebas (mengandung bahan aktif benzoil peroksida, resorsinol atau asam salisilat) untuk mengeringkan kelebihan minyak dan mempercepat pengelupasan.
  • Terkena paparan sinar matahari ringan dan penggunaan lampu matahari secara hati-hati mungkin bisa menolong. Namun terlampau banyak matahari dapat menyebabkan kerutan dan kanker kulit di kemudian hari.
  • Jaga agar rambut tetap bersih dan tidak menutupi wajah.
  • Amati apakah ada tanda-tanda penyebaran infeksi melewati pinggiran jerawat.
  • Kecuali jelas ada makanan tertentu yang memperhebat jerawat, tidak perlu berhenti mengkonsumsi suatu makanan. Makanan tertentu seperti coklat yang pernah dianggap menimbulkan jerawat, ternyata secara umum bukan biang keladinya.
  • Jangan menusuk atau memencet jerawat. Tindakan ini dapat menyebabkan infeksi atau menimbulkan bekas.

remaja dan jerawat
Umumnya jerawat bukanlah suatu keadaan medis yang serius. Jerawat pada kebanyakan kasus akhirnya akan lenyap dengan sendirinya. Namun jika Anda mengalami jerawat yang menetap atau kista yang telah meradang, segeralah berkonsultasi dengan dermatologis (dokter spesialis kulit) untuk menghindari terjadinya noda bekas jerawat dan kerusakan kulit lebih lanjut.

Jerawat yang membandel harus diatasi segera. Prinsip pengobatan jerawat bekerja dengan cara mengurangi produksi minyak, mempercepat pergantian sel kulit, melawan infeksi bakteri, mengurangi peradangan atau merupakan kombinasi dari keseluruhannya.

Perlu diingat bahwa pengobatan jerawat tidak dapat dilakukan dengan instan. Hasil baru dapat terlihat dalam hitungan minggu, sehingga diperlukan kesabaran dalam mengatasi jerawat.

Dokter akan merekomendasikan obat resep yang digunakan di kulit (topikal) atau diminum (oral). Obat oral untuk jerawat sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan, terutama sepanjang trimester pertama karena dapat berpengaruh terhadap janin.

Jenis pengobatan jerawat:

  • Pengobatan topikal. Losion jerawat dapat mengurangi minyak, membunuh bakteri dan mempercepat pengelupasan sel kulit mati. Losion yang dijual bebas umumnya mengandung benzoil peroksida, sulful, resorsinol, asam salisilat atau asam laktat sebagai bahan aktifnya. Produk ini dapat membantu untuk jerawat yang ringan. Jika jerawat tidak merespon pengobatan ini, dokter dapat memberikan losion yang lebih kuat. Tretinoin dan adapalene merupakan contoh obat resep topikal yang merupakan turunan vitamin A. Bekerja dengan mempercepat pengelupasan sel dan mencegah penyumbatan folikel. Antibiotik topikal diperlukan untuk membunuh kelebihan bakteri kulit. Kombinasi terapi kadang diperlukan untuk mendapatkan hasil optimal.
  • Antibiotik. Untuk jerawat sedang sampai berat, antibiotik oral diperlukan untuk mereduksi bakteri dan melawan peradangan. Mungkin diperlukan antibiotik dalam hitungan bulan atau menggunakan kombinasi dengan produk topikal.
  • Isotretinoin. Untuk kista yang dalam, antibiotik tidaklah cukup. Isotretinoin merupakan pengobatan yang cukup kuat untuk kista atau jerawat yang tidak merespon pengobatan lain. Obat ini digunakan untuk jerawat yang menjengkelkan. Sangat efektif, namun diperlukan pengawasan dermatologis karena efek sampingnya. Isotretinoin dihubungkan dengan kelahiran cacat, sehingga tidak dapat digunakan oleh wanita hamil dan wanita yang berencana hamil selama perawatan atau beberapa minggu sebelum perawatan berakhir. Isotretinoin dapat meningkatkan trigliserida dan kolesterol dalam darah dan meningkatkan kadar enzim hati. Dilaporkan juga terjadi peradangan usus karena penggunaan isotretinoin.
  • Kontrasepsi oral. Kontrasepsi oral termasuk kombinasi norgestimate dan etinil estradiol, menunjukkan peningkatan jerawat pada wanita. Kontrasepsi oral dapat menimbulkan efek samping sehingga penggunaanya harus di bawah pengawasan dokter.
  • Laser. Laser dapat mencapai bagian lebih dalam dari kulit tanpa merusak permukaan kulit. Laser dapat merusak kelenjar minyak dan menyebabkan minyak yang dihasilkan lebih sedikit. Terapi ini juga dapat meningkatkan tekstur dan mengurangi bekas jerawat, sehingga dapat menjadi terapi yang baik untuk jerawat dan bekas jerawat.
  • Prosedur kosmetik. Pengelupas kimia dan mikrodermabrasi mungkin membantu untuk mengontrol jerawat. Prosedur konsmetik ini lebih efektif jika dikombinasikan dengan perawatan jerawat yang lain.


Bagaimana cara mencegah jerawat?

Sekali jerawat menghilang, diperlukan lanjutan perawatan untuk mencegah agar jerawat tidak kembali. Anda dapat mencegah jerawat baru dengan perawatan sendiri, seperti mencuci kulit dengan pembersih yang lembut dan hindari menyentuh area yang berjerawat. Berikut beberapa tips untuk mencegah jerawat:

  • Cuci daerah yang berpotensi berjerawat dua kali sehari. Dengan mencuci akan memindahkan kelebihan minyak dan sel kulit mati. Namun terlalu banyak mencuci dapat mengiritasi kulit. Cuci dengan menggunakan pembersih yang lembut dan bebas minyak, produk kulit berbahan dasar air.
  • Gunakan krim atau gel jerawat untuk membantu mengurangi kelebihan minyak. Pilih produk yang mengandung benzoil peroksida atau asam salisilat sebagai bahan aktifnya.
  • Hindari penggunaan make-up yg berat. Pilih kosmetik tabur yang lebih tidak mengiritasi.
  • Bersihkan make-up sebelum tidur. Tidur dengan kosmetik di wajah dapat menutup pori-pori. Buang make-up yang telah lama dan bersihkan kuas dan aplikator kosmetik secara teratur dengan air sabun.
  • Gunakan pakaian yang nyaman. Pakaian yang ketat dapat memerangkap panas dan lembab, sehingga dapat mengiritasi kulit. Jika memungkinkan, hindari tali pengikat yang terlalu rapat, ransel, helm dan alat olahraga yang dapat menimbulkan friksi dengan kulit.
  • Mandi setelah berolahraga atau bekerja yang mengeluarkan keringat. Ini dilakukan karena minyak dan keringat di kulit dapat menjerat kotoran dan bakteri.
sumber artikel: medicastore.com
More aboutMasalah Jerawat pada Remaja

Hati-hati Menggunakan Lensa Kontak

Posted by admin on Saturday, April 2, 2011Friday, March 25, 2011Wednesday, March 16, 2011Saturday, March 12, 2011Friday, March 11, 2011

Demi penampilan, banyak kaum remaja yang tampil gaya dengan berganti-ganti lensa kontak beraneka warna. Lensa yang awalnya digunakan sebagai alternatif bagi gangguan mata, kini mudah diaplikasikan dan dijual bebas.
hati-hati menggunakan lensa kontak
Namun, studi terbaru menyimpulkan bahwa lensa kontak yang diperjualbelikan secara bebas bisa berefek buruk bagi pemakainya. Khususnya bila dibeli tanpa resep dokter.

Lensa kontak di pasaran tidak memperhitungkan kualifikasi khusus bagi calon pemakainya. Seringkali, lensa kontak yang tidak disesuaikan dengan ukuran mata, dapat mengakibatkan berkurangnya oksigen pada mata.

Lebih buruk lagi, bila mata mengalami infeksi, pengguna lensa kontak dapat kehilangan penglihatan dalam waktu 24 jam. Oleh karena itu, dihimbau agar tidak menggunakan lensa kontak tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
More aboutHati-hati Menggunakan Lensa Kontak

Putus Cinta Sakitnya Bertahan Lama

Posted by admin on Saturday, April 2, 2011Friday, March 25, 2011Wednesday, March 16, 2011Saturday, March 12, 2011Friday, March 11, 2011

Siapapun yang pernah mengalami putus cinta, apalagi para remaja, pasti merasakan sakit hati. Meskipun perasaan sakit ini merupakan penggambaran perasaan, sebenarnya hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah karena terkait dengan kondisi otak.

Dalam sebuah buku yang pernah penulis baca, dijelaskan kalau ikatan dalam otak tidak mengerti hal yang bersifat jangka pendek. Ikatan adalah kekuatan yang sangat kuat, bukan hanya mental dan emosional tetapi juga secara fisik. Nah, lho...

Saat terikat dengan seseorang, teman-teman sebenarnya tidak terkontrol dan tidak menyadarinya. Oleh karena itu, tidak mudah memutuskan ikatan hubungan ketika pasangan tidak bisa memenuhi kebutuhan teman-teman.

Dalam sebuah buku berjudul "New Science of Adult Attachment and How It Can Help You Find — and Keep — Love" yang ditulis oleh Amir Levine seorang psikiater dan Rachel Heller seorang psikolog sosial, tertulis:
"Banyak orang yang tetap bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dalam hubungan yang tidak bahagia. Dan memakan waktu yang sangat lama untuk melupakan hal buruk dalam hubungan," tulis Amir Levine dan Rachel Heller dalam buku tersebut.

Otak memiliki semacam kabel yang menghubungkan kita dengan pasangan. Fungsinya seperti semacam sirkuit berlapis yang terlibat dalam proses ikatan emosi.

"Ketika kita secara fisik dekat dengan pasangan, sistem penghargaan di otak akan menjadi aktif. Beberapa bagian diantaranya akan mengeluarkan neurotransmitter yang membuat Anda semakin merasa dekat dengan orang yang dicintai lalu menciptakan pengalaman yang sangat berharga," tulis Levine dan Heller

Ketika hubungan putus, ikatan di otak ini pun mengalami masalah. Pengalaman yang memuaskan hilang dan digantikan oleh rasa kehilangan yang sangat menyakitkan.

"Rasanya seperti menarik beberapa obat sekaligus saat tubuh merasa sakit. Dan satu hal yang dapat mengobati semua rasa sakit itu adalah bersama lagi dengan mantan kekasih," tulis Levine dan Heller.
Faktanya, hal inilah yang membuat seseorang kembali pada mantan kekasih hanya untuk mengurangi kecemasan dan ketidaknyamanan sesaat. Sayangnya, bagian otak ini tidak begitu baik dalam membuat keputusan yang rasional dan menilai konsekuensi jangka panjang.

So, sobat remaja harus berhati-hati dalam menjalankan sebuah hubungan, karena efeknya bagi pikiran dan psikologis akan bertahan lama...
More aboutPutus Cinta Sakitnya Bertahan Lama

Remaja Jarang Berinternet Ternyata Rentan Depresi

Posted by admin on Saturday, April 2, 2011Friday, March 25, 2011Wednesday, March 16, 2011Saturday, March 12, 2011Friday, March 11, 2011

Ternyata, remaja yang jarang berinternet juga rentan terserang depresi, sama seperti remaja yang menggunakan internet secara intensif. Menurut studi, hal itu karena putusnya hubungan sosial.

Saat sedang browsing di dunia maya, saya melihat sebuah artikel mengenai studi penelitian yang dilakukan di Swiss. Apa hasil dari studi tersebut? Studi tersebut menemukan fakta bahwa remaja dengan waktu sedikit untuk berinternet rentan terhadap risiko kesehatan mental, termasuk depresi. Studi ini cukup mengejutkan karena para peneliti berharap menemukan hasil sebaliknya. Terlebih lagi studi terdahulu juga menunjukkan tingginya penggunaan internet berkaitan erat terhadap kesehatan mental.

remaja dan internet

Dr. Pierre-Andre Michaud, peneliti dari Institute of Social and Preventive Medicine, Swiss, bersama koleganya melakukan penelitian berdasarkan survei mengenai informasi kesehatan dan perilaku dari 7.211 remaja berusia 16 sampai 20 tahun di Swiss pada tahun 2002. Seluruh peserta yang terdiri dari 2.205 perempuan dan 3.906 laki-laki adalah pelajar meski sebagian, di antaranya berstatus pelajar di sekolah kejuruan yang hanya belajar satu atau dua kali seminggu.

Para remaja tersebut dibagi dalam empat kategori berdasarkan penggunaan internet, pengguna intensif (lebih dua jam atau lebih setiap hari), pengguna reguler (beberapa hari dalam seminggu namun tak lebih dari dua jam per hari), pengguna berkala (sekali seminggu, bahkan kurang), dan nonpengguna internet (tidak berinternet selama sebulan sebelumnya).

Hasilnya, pengguna internet intens, baik perempuan maupun laki-laki, berisiko lebih tinggi terkena depresi dibandingkan pengguna internet reguler. Apakah para nonpengguna berarti lebih rendah tingkat depresinya? Ternyata tidak. Para peneliti mendapati para nonpengguna internet juga rentan terhadap depresi.

Hmmm, memang sih, dunia internet telah menjadi landscape untuk bersosialisai dan komunikasi, bukan untuk remaja saja, tapi untuk semua orang. Namun sepertinya merasa orang tua tidak perlu memaksa anaknya untuk lebih sering berinternet setelah mengetahui hasil studi tersebut. Lebih baik orang tua justru melihat secara lebih utuh penyebab remaja terputus dari kelompoknya.

Semuanya kembali kepada kita. Berinternet ataupun tidak, itu adalah pilihan. Namun yang pasti tidak berlebihan... Kalau berinternet jangan kelamaan. Kalau tidak berinternet, ya jangan kelamaan juga, hehe... Nanti jadi ketinggalan banyak informasi tuh.
More aboutRemaja Jarang Berinternet Ternyata Rentan Depresi

Kenakalan Remaja

Posted by admin on Saturday, April 2, 2011Friday, March 25, 2011Wednesday, March 16, 2011Saturday, March 12, 2011Friday, March 11, 2011

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.

Definisi kenakalan remaja menurut para ahli

  • Kartono, ilmuwan sosiologi Indonesia berkata tentang kenakalan remaja,
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.
  • Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.

Sejak kapan masalah kenakalan remaja mulai disoroti?

Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.

Jenis-jenis kenakalan remaja

Penyalahgunaan narkoba
Seks bebas
Tawuran antara pelajar

Penyebab terjadinya kenakalan remaja

Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal kenakalan remaja:

  • Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

  • Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal kenakalan remaja:

  • Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
  • Teman sebaya yang kurang baik
  • Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:

  1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
  3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
  4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
  5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
sumber: anneahira.com
More aboutKenakalan Remaja